Selasa, 05 April 2022

Gatot Kaca

Siapa yang tidak kenal dengan Gatot Kaca. Hampir semua orang pasti tahu siapa Gatot Kaca ini. Diserial pewayangan, film bahkan sekarang di salah satu game online pun ada karakter Gatot Kaca. Dikenal karakter yang sangat besar, kuat dan bisa terbang, seperti itulah rata-rata penggambaran karakter Gatot Kaca. Namun sebenarnya siapakah Gatot Kaca ini? Siapa orang tuanya dan darimana asalnya?

Berawal dari perseteruan di sebuah kerajaan Hastina Pura dari serial Mahabharata, yaitu perseteruan antara para Pandawa dengan Kurawa. Pandawa yang berjumlah lima orang adalah protagonis di serial Mahabharata ini, sedangkan Kurawa yang berjumlah seratus orang adalah pihak antagonis. Perseteruan mereka bermula dari perebutan tahta kerajaan. Dimana Duryodana dipihak Kurawa mengklaim dirinya lebih pantas diangkat menjadi putra mahkota karena ayahnyalah yang sedang menjadi raja saat itu yaitu Maharaja Dretarastra, sedangkan Yudhistira dari pihak pandawa lebih pantas menjadi putra mahkota karena merupakan pangeran paling tua saat itu dan ayahnya merupakan raja sebelumnya yaitu Maharaja Pandu. Sebenarnya Maharaja Dretasrastra hanyalah raja sementara karena meninggalnya Maharaja Pandu. Maka dari itu sebenarnya yang pantas menjadi raja selanjutnya adalah Yudhistira. 

Namun karena sifat dengkinya Duryodana dan dipanas-panasi juga oleh pamannya yaitu Sangkuni, Duryodana dan pamannya itu mencari akal untuk menyingkirkan Yudhistira bersama Pandawa yang lainnya. Maka dirancanglah Laksagreha atau istana berbahan dari Lak (bahan mudah terbakar) yang dikenal dengan istana kardus  untuk membakar semua Pandawa. Duryodana menyarankan kepada Sang Raja agar pandawa berlibur ke Warnabrata tempat istana tersebut berada. Para Pandawa pun berlibur kesana bersama ibunya yaitu Dewi Kunti.

Sesampai di Istana Laksagreha, saat malam tiba Arjuna sudah mencurigai sesuatu yang tidak beres. Salah satu lapisan bangunan begitu gampang terkelupas oleh seekor tikus. Belum sempat dia memberi tahu ibu dan saudara-saudaranya tiba-tiba api sudah begitu besar menyala dari salah satu bangunan. Untungnya dibawah bangunan tersebut ada sebuah terowongan sehingga mereka selamat dari kebakaran tersebut. Supaya upaya Kurawa terlihat berhasil, mereka memutuskan untuk mengembara  sampai saat waktu mereka tiba pada saatnya. 

Suatu saat mereka sampai disebuah hutan bernama hutan Kamyaka. Hutan ini dikuasai oleh Raksasa bernama Hidimba. Hidimba mengendus kehadiran para Pandawa dan ingin memakan mereka. Maka diutuslah adiknya yang bernama Hidimbi untuk memata-matai para Pandawa dengan menyamar menjadi seorang gadis yang tersesat. Melihat seorang gadis yang tersesat ditengah hutan, Pandawa pun mengajaknya bersama-sama. Disanalah akhirnya Hidimbi jatuh cinta kepada salah satu Pandawa yaitu Bima. Bima yang berbadan besar mempunyai kesamaan dengan Hidimbi yaitu makan yang banyak. Maka dari itulah akhirnya mereka saling menyukai. Melihat adiknya jatuh cinta kepada salah satu Pandawa, Hidimba mengamuk dan keluar dari sarangnya. Hidimba menantang Pandawa untuk bertarung. Merasa tertantang, Bima akhirnya maju dan berhasil membunuh Hidimba. Hidimbi yang melihat kakaknya tewas meminta pertanggung jawaban Bima. Karena telah membunuh kakaknya, maka tahta kerajaannya menjadi kosong. Hidimbi meminta agar Bima naik menjadi raja yang baru karena telah membunuh kakaknya dan harus menikahi dirinya.

Atas seijin Dewi Kunti dan Yudhistira selaku kakak tertua, akhirnya Bima direstui untuk menikahi Hidimbi dengan satu syarat. Syaratnya yaitu setelah mereka dikarunia seorang putra, Bima akan meninggalkan mereka dan kerajaan akan dipimpin oleh putranya. Hidimbi pun sepakat dan mereka merayakan pernikahan dengan meriah. Karena Hidimbi adalah seorang raksasi, tidak lama lahirlah seorang anak laki-laki. Anak ini diberi nama Gatot Kaca yang dalam bahasa sansekerta berarti kepala yang gundul seperti kendi. Karena saat lahir Gatot Kaca berkepala gundul. Gatot Kaca tumbuh besar dengan cepat. Setelah menerima berbagai macam ilmu dari ayahnya yaitu Bima bersama pamannya yaitu para Pandawa, Bima menyerahkan tahta kerajaan kepada Gatot Kaca. Kemudian Bima memilih untuk meninggalkan Gatot Kaca beserta Ibunya Hidimbi. Bima melanjutkan perjalanannya bersama ibunya dan saudara-saudaranya.

Pada perang Bharatayuda, yaitu perang antara Pandawa melawan Kurawa, Gatot Kaca berperan sangat penting pada kemenangan Pandawa. Gatot Kaca berhasil membunuh banyak pasukan Kurawa. Yang paling penting adalah dia berperan besar terhadap perang tanding antara dua pemanah terhebat yaitu Arjuna melawan Karna. Karna yang mempunyai senjata Konta yaitu senjata yang mematikan dan sekali pakai terpaksa memakainya untuk membunuh Gatot Kaca. Sehingga Arjuna bisa lebih mudah menghadapi Karna. Gatot Kaca yang gagah perkasa saat itu berhasil memporak-porandakan pasukan Kurawa, sehingga Karna dengan terpaksa mengeluarkan senjata Konta untuk membunuh Gatot Kaca. Gatot Kaca yang sudah sekarat membesarkan tubuhnya dan menimpa ribuan pasukan Kurawa. 

Kisah Gatot Kaca yang gagah berani akhirnya berakhir ditangan Karna sang Raja dari Anga. Namun dibalik semua itu Arjuna yang bersumpah akan membunuh Karna tugasnya menjadi lebih ringan karena senjata Konta telah dipakai untuk membunuh Gatot Kaca. Pengorbanan Gatot Kaca begitu sangat berarti bagi kemenangan Pandawa. Selain membunuh ribuan pasukan Kurawa, dia juga meringankan pekerjaan pamannya yaitu Arjuna untuk melawan Raja Anga Karna.

Begitulah kisah dari Sang Pahlawan berotot kawat bertulang besi Gatot Kaca. Anak dari salah satu Pandawa yang berbadan besar, kuat dan bersenjata gada yaitu Pangeran Bima dengan ibunya Sang Ratu Raksasa dari Hutan Kamyaka Hidimbi.

 

Kamis, 17 Maret 2022

Si Kaya dan Si Miskin

Diceritakan jaman dahulu di sebuah desa ada dua orang dengan hidup yang berbeda. Yang satu hidup bergelimang harta bernama Ni Sugih, yang satu lagi hidup serba kekurangan bernama Ni Tiwas. Mereka bertetangga namun beda gaya hidup dan perilaku. Ni Sugih yang kaya dikenal sombong, dengki dan suka mengerjai orang, sedangkan Ni Tiwas yang miskin dikenal baik hati dan suka menolong orang.

Baca juga : https://arinegara19.blogspot.com/2022/03/enjelimet.html

Suatu hari Ni Tiwas meminta api untuk masak ke rumah Ni Sugih. Sampai disana Ni Sugih meminta Ni Tiwas untuk mencuci pakaian dahulu sebelum meminta api. Sebagai imbalan Ni Sugih juga akan memberi sekilo beras. Dengan senang hati Ni Tiwas segera mencuci pakaiannya Ni Sugih. Setelah selesai mencuci dan pakaian sudah terjemur Ni Tiwas langsung pulang dengan membawa api dan beras.

Sesampai di rumah, Ni Tiwas segera menyalakan kayu bakarnya dan menanak nasi. Sedangkan Ni Sugih memikirkan ide jahat untuk mengambil kembali api dan beras yang sudah diberikannya ke Ni Tiwas. Segera Ni Sugih mengambil secuil tanah dan sengaja dioleskan kesalah satu pakaiannya. Ni Sugih kemudian menuju ke rumah Ni Tiwas sambil membawa pakaiannya yang kotor. Sesampai disana Ni Sugih marah-marah membilang Ni Tiwas tidak becus mengerjakan cuciannya. Sebagai ganti rugi Ni Sugih meminta kembali api dan berasnya. Namun Ni Tiwas membilang bahwa berasnya sudah dimasak. Ni Sugih meminta beras yang sudah jadi nasi dan kayu bakar yang masih utuhlah akan dipakai penggantinya. Dengan arogan Ni Sugih membawa nasi yang baru matang dan kayu bakar yang masih utuh diambilnya. Ni Tiwas tidak bisa berkata apa-apa melihat tingkah polah Ni Sugih.

Suatu hari Ni Sugih baru saja selesai memanen padi. Untuk menumbuk padi tersebut untuk menjadi beras, Ni Sugih meminta bantuan lagi ke Ni Tiwas untuk menumbuk padi. Dengan imbalan akan diberi dua kilo beras. Ni Tiwas yang hidup serba kekurangan mengiyakan permintaan Ni Sugih agar mendapat beras untuk makan sehari-hari.  Segeralah Ni Tiwas pergi ke rumah Ni Sugih untuk menumbuk beras. 

Hari telah sore dan Ni Tiwas sudah menyelesaikan tugasnya menumbuk padi. Dia pun pulang membawa dua kilo beras dari pemberian Ni Sugih. Keesokan harinya, dipagi hari Ni Tiwas menanak nasi dari beras yang didapatnya kemarin. Disisi lain Ni Sugih mencari akal-akalan lagi untuk mengerjai Ni Tiwas. Setelah mendapatkan ide, Ni Sugih pergi ke rumah Ni Tiwas membilang bahwa beras hasil tumbukannya kemarin kotor dan masih banyak kulit-kulit padinya. Ni Sugih pun meminta ganti rugi dengan meminta berasnya yang kemarin. Lagi-lagi Ni Tiwas membela diri bahwa berasnya sudah matang menjadi nasi. Ni Sugih lagi-lagi meminta nasinya tersebut sebagai ganti. 

Melihat nasinya dirampas, Ni Tiwas nelangsa meratapi nasibnya menjadi orang miskin. Untuk mengganti nasinya yang telah dirampas, Ni Tiwas pergi ke hutan untuk sekadar mencari sayur-sayuran untuk dimakan. Sedang asyik mememetik daun paku, tiba-tiba muncul seekor kijang. Kijang itu tiba-tiba berbicara seperti manusia menanyakan Ni Tiwas sedang apa sendiri di tengah-tengah hutan. Ni Tiwas pun menjawab bahwa dia sedang mencari sayur-sayuran untuk dimakan. Tiba-tiba kijang itu menyuruh berhenti mencari sayur-sayuran dan menyuruh Ni Tiwas untuk memasukkan tangannya kedubur si Kijang. Ni Tiwas yang memang lugu dan polos mau saja memasukkan tangannya kedubur Kijang tersebut. Tiba-tiba setelah menarik tangannya kembali, tangan Ni Tiwas dipenuhi dengan kalung emas, gelang emas dan cincin emas. Dia pun bersorak kegirangan dan mengucap syukur. Saat dia akan menyapa si kijang untuk berterima kasih, tiba-tiba kijang itu sudah hilang begitu saja.

Sesampai di rumah, Ni Tiwas membagi-bagi perhiasannya ke anak-anaknya. Saat anak-anaknya keluar memakai perhiasan emas, dilihatlah sama Ni Sugih. Ni Sugih heran darimana anak-anak Ni Tiwas mendapatkan perhiasan. Dia pun kemudian menuju ke rumah Ni Tiwas dan menanyakan darimana dia mendapat perhiasan sebanyak itu. Ni Tiwas menjawab dengan polos bahwa dia dapat dari dubur seekor kijang yang ditemuinya di hutan.

Mendengar Ni Tiwas seperti itu. Ni Sugih pun tergesa-gesa menuju ke hutan menyamar menjadi orang miskin yang mencari sayur-sayuran seperti Ni Tiwas. Tidak begitu lama muncullah kijang tersebut dan menanyakan Ni Sugih. Ni Sugih mengaku bahwa dia hanya orang miskin yang sedang mencari sayur-sayuran. Kijang itu pun menyuruh Ni Sugih untuk berhenti mencari sayur dan menyuruh memasukkan tangannya kedubur si Kijang. Dengan hati yang begitu senang, Ni Sugih tanpa pikir panjang memasukkan tangannya dan tiba-tiba si kijang lari. Ni Sugih yang tangannya masih tersangkut didubur si kijang terseret-seret dibawa lari oleh si kijang. Sesampai di tepi sebuah jurang Ni Sugih ditendang oleh si kijang sampai Ni Sugih babak belur karena terjatuh ke jurang. Ni Sugih meringis kesakitan sambil meminta ampun ke si kijang. Si kijang pun memberi tahu bahwa itu pelajaran untuk Ni Sugih yang selama ini suka mengerjai Ni Tiwas. Ni Sugih meminta ampun dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.







Senin, 14 Maret 2022

Enjelimet

Kita sering mendengar para motivator membilang "tua itu pasti, dewasa itu pilihan". Tidak perlu mendengar para motivator deh, yang menentukan dewasa atau tidak itu adalah tukang cukur. Dewasa lima belas ribu dan anak-anak sepuluh ribu. Itu belum termasuk kumis dan jenggot.

Berbicara dewasa atau anak-anak, pasti sebagian orang memilih menjadi anak-anak. Karena mereka itu simpel. Tidak seperti orang dewasa yang kebanyakan overthinking. Coba pikirkan deh, kenapa empat balon dipegang erat-erat. Padahal balon hijau itu meletus, bukan terbang. Seketika anak saya Si Satya lewat sambil bernyanyi "naik kereta api, tut tut tut, itu suara kentut". Nah, simpel banget mereka kan?"

Saat saya memilih menjadi dewasa, saya dikalahkan oleh hal yang bernama malas. Saking malasnya saya, saya merasa sudah menjadi budayawan. Karena di negeri ini rasa malas sudah begitu membudaya. 

Sudah tahu malas sudah membudaya di negeri ini, pemerintah malah membikin tiga jenis tempat sampah. Sudah malas, saya buang sampah saja disuruh mikir. Ini pampers termasuk jenis apa ya?

Mungkin karena budaya malas ini, dibeberapa toilet umum masih terpampang tulisan "siramlah sehabis pakai". Masalah tah* saja kita masih diingetin orang. 

ASUdahlah...






Raja di Raja

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Buka juga : https://arinegara19.blogspot.com/2022/03/enjelimet.html



Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  Diceritakan ada seorang Raja yang mempunyai dua orang putra. Putra yang pertama gemar berburu, sedangkan putra kedua gemar bercerita. Begini ceritanya.  

Bersambung...

Jumat, 04 Maret 2022

Nyoman Jater dan Ni Blenjo

Dikisahkan di sebuah desa hidup seorang petani bernama Nyoman Jater. Dia hidup besama istrinya bernama Ni Blenjo. Istrinya ini dikenal sebagai seorang yang sok pintar dan seakan-akan tahu semua hal di desa tersebut. Namun Nyoman Jater tetap setia dan sabar menghadapi tingkah laku istrinya itu. Karena seorang petani kecil, mereka hidup seadanya. Makan pun mereka kadang hanya makan sayur dan berlauk kakul (keong sawah) yang didapat dari sawah.

Diceritakan pada suatu hari Nyoman Jater diajak menangkap ikan ke sungai oleh teman-teman di desanya. Di pagi hari itu Nyoman Jater menyuruh istrinya agar menyiapkan bumbu-bumbu dapur untuk masakan seandainya dia mendapatkan ikan. Ni Blenjo pun mangut-mangut kepada Nyoman Jater.

Sesampai di sungai Nyoman Jater menyiapkan jala dan pancing untuk menangkap ikan bersama teman-temannya. Mungkin mereka kurang beruntung, sampai siang hari tidak satu pun ikan didapatnya. Sampai ketika pancing Nyoman Jater bergerak pertanda ada ikan terpancing.  Setelah pancing diangkat ternyata Nyoman Jater mendapatkan seekor ikan sidat yang cukup panjang. Dia pun bersorak kegirangan. Karena merasa lelah, Nyoman Jater memutuskan untuk pulang karena matahari semakin terik.

Sesampai dirumah Nyoman Jater memanggil istrinya yaitu Ni Blenjo untuk mengolah ikan sidat tersebut. Ni Blenjo kaget bukan kepalang melihat suaminya itu terlihat membawa ular dan menyuruh untuk membuangnya. Nyoman Jater pun geleng-geleng kepala melihat istrinya tersebut sembari membilang “Beh, Kaden seken nyai dueg, ne boya je lelipi, ne meadan be julit”. Yang artinya “aduh kukira beneran kamu pintar, ini bukan ular melainkan ikan sidat”. Ni Blenjo pun mengambil ikan tersebut dan ditinggal oleh Nyoman Jater ke sawah. Nyoman Jater membilang agar Ni Blenjo segera memasak ikan tersebut agar nanti sepulang dari sawah ikan itu sudah jadi.

Ni Blenjo berpikir bagaimana cara dia untuk mengolah ikan tersebut. Diambilah wajan dan ditaruhnya ikan sidat tersebut diatas wajannya. “Peh sing nyandang payuk e ne, bes dawe be ne”. Artinya “aduh tidak muat wajannya, ikannya terlalu panjang”. Begitu dia berpikir, kemudian dia pergi ke tetangganya untuk meminjam wajan yang lebih besar. Dia pergi ke rumah tetangganya sebelah timur, namun tidak punya wajan yang lebih besar dari punyanya. Dia pun pergi ke rumah tetangganya sebelah barat, namun juga tidak punya. Sesampai  kembali di rumah, Ni Blenjo malah masuk ke kamar narik selimut dan tidur.

Hari sudah sore Nyoman Jater pun sampai di rumah dan melihat ikan sidatnya masih tergantung di dapur. “Yaih, orain ngencanin be e, adi nu megantung dini”. Artinya “Aduh, disuruh ngolah ikan, kok masih tergantung disini”. Gerutu Nyoman Jeter. Dia pun menuju ke kamar dan melihat Ni Blenjo tidur berselimut. Ni Blenjo mengaku dirinya lagi sakit kepala sambil pura-pura menggigil. Nyoman Jater yang tahu akan tingkah polah istrinya pun geleng-geleng kepala sambil berpikir “Ne be pragat ngaku dueg, orahin ngencanin be mone be ngaku-ngaku gelem”. Artinya “ Ini sudah selalu mengaku pintar, disuruh mengolah ikan segini saja sudah mengaku sakit”. Sembari menuju ke dapur untuk mengolah ikan sidat tersebut.

Nyoman Jater pun mengambil pisau dan memotong-motong ikat sidat tersebut. Mendengar suara berisik, Ni Blenjo bangun dari tempat tidurnya dan mengintip suaminya. Melihat suaminya dari lubang dinding dapurnya Ni Blenjo bergumam “Mimih, tugel-tugel e be ane lantang totonan”. Artinya “Ya ampun, ikan yang panjang itu dipotong-potong”. Setelah melihat cara suaminya mengolah ikan, Ni Blenjo kembali ke tempat tidurnya sambil menarik selimutnya.

Beberapa saat kemudian Ni Blenjo mencium aroma segar yang begitu gurih yang membuat perutnya keroncongan kelaparan. Namun dia tetap kukuh ditempat tidurnya masih pura-pura sakit. Disisi lain Nyoman Jater sudah selesai memasak ikannya dan memanggil Ni Blenjo untuk makan. Ni Blenjo pun bangun dari tidurnya dengan lagak orang yang masih sakit sembari mengatakan “I cang medar bedik gen, nu seneb basange”. Artinya “aku makan sedikit saja, perut saya masih tidak enak”. Mereka pun makan bersama dan tanpa sadar Ni Blenjo makan begitu lahap sampai habis dua piring. Nyoman Jater sampai heran dan geleng-geleng kepala melihat tingkah polah istrinya yaitu Ni Blenjo.

Begitulah cerita pasangan suami istri antara Nyoman Jater dengan Ni Blenjo. Kisah ini mengajarkan kita janganlah selalu merasa paling pintar, karena berbagai masalah akan datang dikehidupan kita yang kadang kita tidak tahu untuk menyelesaikannya. Dan jangan juga merasa gengsi karena gengsi tidak akan menyelesaikan masalah apapun.

Senin, 21 Februari 2022

Gerhana dan Rahu

Gerhana adalah fenomena alam dimana matahari dan bulan terlihat sebagian atau tidak sempurna dari bumi. Hal ini disebabkan karena posisi matahari, bumi dan bulan berada digaris yang sejajar. Gerhana ada dua jenis, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari terjadi saat matahari tertutupi oleh bulan sehingga matahari terlihat tidak sempurna dari bumi. Sedangkan gerhana bulan terjadi ketika cahaya bulan tertutupi oleh bayangan bumi sehingga bulan terlihat tidak sempurna dari bumi. Fenomena gerhana biasanya terjadi dalam waktu yang singkat. Biasanya terjadi dalam waktu satu jam atau lebih. Bahkan gerhana matahari terjadi jauh lebih singkat yaitu biasanya terjadi hanya beberapa menit dalam satu kali kejadian.

Namun apa hubungannya dengan Rahu? Dan apa itu Rahu? Jika kita tanyakan ke para tetua kita, Rahu adalah seorang Asura. Konon katanya dialah yang memakan sang matahari dan bulan saat gerhana. Atau bisa dibilang Rahu adalah gerhana itu sendiri. Tentu ini tidak lepas dari cerita-cerita pewayangan atau mitologi jaman dulu. 

Diceritakan saat jaman Satya Yuga, para dewa dan asura berunding untuk mendapatkan Tirta Amerta, yaitu air suci keabadian. Atas petunjuk dari Dewa Wisnu, para dewa dan asura pun menandatangi lautan susu untuk mencari Tirta Amerta yang berada di dasar lautan. Untuk mengeluarkan Tirta Amerta dari dasar lautan yang dalam, para dewa dan asura memutuskan untuk mengaduk lautan tersebut. Untuk mengaduk lautan yang luas, mereka menggunakan Gunung Mandara Giri sebagai tuas dan Sang Naga Basuki sebagai tali untuk memutar tuas. Namun hal tersebut masih gagal karena Gunung Mandara Giri malah tenggelam ke lautan yang dalam. Maka saat itulah  Dewa Wisnu berinkarnasi menjadi Kurma Awatara (Kurma = kura-kura) untuk menjadi alas dari gunung. Kurma Awatara sendiri adalah awatara kedua dari Dewa Wisnu setelah Matsya Awatara. 

Saat pemutaran Gunung Mandara Giri, Sang Naga Basuki mengeluarkan racun atau bisa yang membuat lautan menjadi tercemar dan membunuh makhluk sekitarnya. Saat itu Dewa Siwa mengambil keputusan untuk meminum racun itu sendiri. Saat racun melewati tenggorokan, sakti beliau yaitu Dewi Parwati menahan racun tersebut ditenggorakan Dewa Siwa agar tidak menyebar ke tubuh Dewa Siwa. Karena menahan racun ditenggorakan, leher Dewa Siwa menjadi biru dan sejak itu beliau mendapat julukan Sang Nilakantha yang berarti leher biru. 

Pengadukan laut masih berlanjut dan akhirnya keluarlah satu persatu harta karun dari dasar lautan. Beberapa harta karun keluar dan diambil oleh para pihak dewa. Karena merasa para dewa telah mengambil semuanya, maka para asura pun meminta haknya agar harta karun terakhir yakni Tirta Amerta agar menjadi milik mereka. Dewa Wisnu yang sudah kembali menjadi wujud asalnya pun menyetujui beserta Dewa Siwa. Akhirnya Tirta Amerta keluar dan diambil oleh pihak Asura. Para Dewa yang melihat kejadian itu merasa tidak terima, karena harta karun yang berharga harusnya menjadi hak para dewa. Karena para asura juga lebih sering membikin keonaran daripada kebaikan. Dewa Wisnu mencoba menenangkan para dewa dan membiarkan para asura untuk memiliki Tirta Amerta tersebut. Saat yang tak terduga, Dewa Wisnu merubah diri menjadi wanita yang begitu cantik. Dewa Siwa yang mengerti akan rencana Dewa Wisnu tersebut memberi nama beliau Mohini. Mohini mendekati para asura yang sedang merayakan kemenangan mendapatkan Tirta Amerta. Para asura mulai tergoda dengan kecantikan Mohini. Satu persatu dari mereka merayu Mohini. Mohini yang cantik tersebut mulai menggoda para asura agar Tirta Amerta tersebut biar dibawa olehnya agar tidak terjatuh karena para asura sudak mulai mabuk-mabukan saat tahu diri mereka menang. Saat para asura lengah, Mohini melarikan diri ke kahyangan dengan membawa Tirta Amerta. Salah satu asura yang bernama Rahu mengetahui kejadian tersebut mengikuti Mohini dengan diam-diam. Rahu merubah dirinya menjadi seorang dewa agar bisa menyusup ke kahyangan. Saat Mohini sampai di kahyangan dia kembali ke wujud semula menjadi Dewa Wisnu. Saat itu pula Tirta Amerta dibagi kesemua  dewa. Saat hampir semua dewa mendapat bagian, tibalah saat giliran Rahu untuk mendapatkan Tirta Amerta. Rahu yang berwujud dewa mulai dicurigai oleh Dewa Surya (matahari) dan Dewa Candra (bulan). Saat Rahu meminum Tirta Amerta, Dewa Surya dan Dewa Candra berteriak bahwa Rahu bukanlah dewa, melainkan asura yang sedang menyamar. Melihat kejadian itu, Dewa Wisnu mengeluarkan senjata cakranya dan memotong leher Rahu yang sedang berusaha menenggak Tirta Amerta. Saat kepalanya terpotong, tubuh Rahu tewas sedangkan kepalanya masih hidup karena telah meminum Tirta Amerta namun belum sampai ketubuhnya. Saat itulah Rahu mengeluarkan amarahnya dan mengutuk Dewa Surya dan Dewa Candra jika nanti pada saat-saat tertentu Rahu akan mendatanginya dan akan menelan mereka. Sejak saat itulah Dewa Surya dan Dewa Candra pada saat-saat tertentu akan ditelan oleh Rahu, namun akan keluar lagi karena Rahu tidak mempunyai tubuh. 
Seperti itulah cerita gerhana didalam mitologi atau cerita-cerita pewayangan. Dimana Rahu atau gerhana akan menelan Dewa Surya atau matahari begitu pula Dewa Candra atau bulan saat-saat waktu tertentu. Pada jaman dahulu, jika terjadi fenomena gerhana, orang-orang akan membunyikan atau menumbuk-numbuk alu agar Sang Kala Rahu segera pergi agar Sang Matahari atau Bulan tidak ditelan. 

Jumat, 11 Februari 2022

Narasimha Awatara

Narasimha Awatara adalah inkarnasi atau penjelmaan dari Dewa Wisnu kedunia. Beliau adalah awatara keempat yang turun kedunia dari sepuluh awatara (Dasa Awatara). Sebelumnya ada Waraha Awatara yang turun kedunia untuk menyelamatkan dunia yang tenggelam di lautan kosmik oleh raksasa bernama Hiranyaksa. Dia adalah adik dari Hiranyakasipu yang akan menjadi musuh dari Narasimha Awatara. 

Hiranyakasipu adalah seorang raksasa yang memimpin disebuah kerajaan. Dia sangat membenci apapun yang berkaitan dengan Dewa Wisnu. Karena disebabkan adiknya yang bernama Hiranyaksa telah dibunuh oleh Dewa Wisnu yang berwujudkan Waraha Awatara saat itu. Karena dendamnya itu, suatu hari dia memutuskan untuk melakukan tapa brata untuk memohon kekuatan. Dia memfokuskan pikirannya ke Dewa Brahma untuk memohon kekuatan.

Di lain sisi istri dari Hiranyakasipu yang bernama Lilawati tidak tahan dengan tingkah suaminya tersebut. Karena terlalu membenci Dewa Wisnu. Penderitaan Lilawati dilihat oleh Dewa Narada dan segera beliau membujuk Lilawati untuk meninggalkan kerajaan agar tidak selalu menjadi pelampiasan kemarahan dari Hiranyakasipu. Dewa Narada pun membawa Lilawati pergi dari kerajaan karena melihat Lilawati saat itu juga sedang mengandung. Dewa Narada menekankan agar Lilawati untuk selalu memuja Dewa Wisnu karena beliau adalah Dewa pelindung dunia. Agar dia selalu mendapat perlindungan dari Dewa Wisnu. Kelak saat anaknya lahir juga selalu mendapat perlindungan-Nya. 

Tahun ke tahun silih berganti. Karena tekad dari Hiranyakasipu begitu kuat, muncullah Dewa Brahma dihadapannya. Dewa Brahma menyapa dan meminta Hiranyakasipu untuk menghentikan tapa bratanya karena Dewa Brahma telah luluh akan tekadnya itu. Dewa Brahma pun meminta Hiranyakasipu untuk mengutarakan permohonannya. Hiranyakasipu meminta agar diberikan kehidupan abadi. Namun Dewa Brahma tidak bisa mengabulkannya. Dewa Brahma meminta agar Hiranyakasipu untuk meminta permohonan yang lain. Karena kehidupan abadi tidak bisa dikabulkan, Hiranyakasipu pun memilih agar dirinya tidak bisa dibunuh oleh dewa, asura/raksasa, manusia dan binatang. Dia juga meminta tidak bisa terbunuh oleh segala senjata. Tidak terbunuh dipagi, siang dan malam hari, tidak terbunuh diluar ataupun didalam ruangan. Dan tidak bisa terbunuh di udara, air maupun diatas tanah. Dia berpikir dengan permintaan seperti itu juga sama dengan artinya dengan tidak bisa terbunuh sedikitpun alias hidup abadi. Dewa Brahma pun mengabulkan permohonannya itu.

Ditempat Dewa Narada, istri dari Hiranyakasipu telah melahirkan seorang anak bernama Pralahda. Dia tumbuh besar dan diajarkan segala ilmu kebaikan terutama selalu memuja Dewa Wisnu. Dia selalu menyanyikan dan melantunkan mantram-mantram pemujaan Dewa Wisnu. 

Hiranyakasipu yang tahu istrinya dibawa oleh Dewa Narada akhirnya menjemputnya untuk dibawa kembali ke kerajaan. Dia amat sangat marah mengetahui istri dan anaknya malah menjadi pemuja Dewa Wisnu. Hiranyakasipu berusaha membujuk anaknya untuk meninggalkan ajaran-ajaran tentang Dewa Wisnu. Namun anaknya yaitu Pralahda selalu membantahnya dan selalu menyenandungkan mantram-mantram Dewa Wisnu.

Semakin hari Hiranyakasipu selalu mencari cara agar Pralahda segera melupakan Dewa Wisnu. Sering kali Pralahda dihukum olehnya. Namun hukumannya selalu gagal karena disekililing Pralahda seakan-akan ada pelindung yang melindunginya. Setiap kali Pralahda dihukum, dia juga selalu menyenandungkan mantram-mantram Dewa Wisnu sehingga Hiranyakasipu semakin marah. Karena amarahnya sudah tidak terkendali, Hiranyakasipu pun menantang Pralahda untuk menunjukkan dimana Dewa Wisnu dan menyuruh Pralahda membawa Dewa Wisnu kehadapannya. Pralahda menjawab bahwa Dewa Wisnu itu tidak perlu dicari, karena beliau berada dimana-mana. 

Mendengar anaknya berkata seperti itu Hiranyakasipu semakin marah dan memukul salah satu pilar istana kerajaan sampai hancur. Disalah tiba-tiba muncul sosok Dewa Wisnu dengan wajah murka. Dewa Wisnu murka karena selama ini Hiranyakasipu telah sewenang-wenang terhadap Pralahda yang begitu taat memujanya. Melihat Dewa Wisnu yang murka Hiranyakasipu menantang beliau karena merasa dirinya tidak bisa terbunuh sekalipun harus berhadapan dengan seorang Dewa. Dewa Wisnu seketika merubah diri-Nya menjadi manusia yang berkepala singa lengkap dengan cakar-cakarnya yang begitu tajam. Beliau saat itu menyebut diri-Nya Narasimha Awatara. Melihat wujud Dewa Wisnu yang menyeramkan Hiranyakasipu berlari keluar dari istana. Namun tepat diambang pintu istana Narasimha menangkapnya dan manaruh Hiranyakasipu dipangkuannya. Dengan cakar-cakar kukunya, Narasimha merobek perut Hiranyakasipu diatas pangkuannya tepat saat disenja kala. Akhirnya Hiranyakasipu tewas diatas pangkuan Narasimha yang berwujud manusia berkepala singa dengan cakar-cakarnya.



Begitulah akhir hidup dari Raksasa Hiranyakasipu. Walaupun dia mendapat anugrah tidak akan mati oleh dewa, raksasa, manusia dan binatang, namun dia mati karena wujud dari Dewa Wisnu yang merubah dirinya menjadi manusia berkepala singa. Tidak bisa terbunuh oleh senjata apapun, namun mati karena cakar atau kuku. Tidak bisa terbunuh dipagi, siang maupun malam tapi mati disenja hari. Tidak bisa terbunuh di luar atau dalam ruangan namun mati diambang pintu istana. Tidak bisa terbunuh di udara, air dan tanah namun mati diatas pangkuan Sang Narasimha.

Narasimha awatara yang telah memlenyapkan Hiranyakasipu tidak surut kemarahannya sampai disitu. Karena amarahnya yang terlanjur membara, beliau mengamuk keseluruh penjuru alam semesta dan mengancam kehidupan semua makhluk hidup. Dewa Siwa yang melihat sahabatnya tersebut mengamuk turun ke dunia untuk menemui-Nya. Namun Narasimha Awatara terlanjur tidak terkendali dan malah menyerang Dewa Siwa. Dewa Siwa yang berusaha menghindar kemudian merubah wujudnya menjadi manusia bertubuh singa dan bersayapkan burung yang disebut dengan Sarabha Awatara. Beliau Sarabha Awatara berusaha menenangkan Dewa Wisnu yang masih berwujudkan Narasimha Awatara.


Dilain sisi, karena tewasnya Hiranyakasipu, maka diangkatlah Pralahda menjadi Sang Raja kerajaan. Dia memimpin kerajaannya dengan baik dan membawa rakyatnya ke kehidupan yang lebih sejahtera untuk menebus kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh ayahnya.

Kamis, 03 Februari 2022

Pan Balang Tamak

Alkisah disuatu daerah kerajaan, terdapat sebuah desa, bertempat tinggal seorang lelaki paruh baya bernama Pan Balang Tamak. Dia hidup berkecukupan bersama seorang istri dan anaknya. Di desa tersebut, dia dikenal banyak akal, cerdik dan terkesan licik. Tapi sifatnya itu bukannya tidak punya alasan, karena sering kali pengurus-pengurus desa tersebut membuat kebijakan-kebijakan peraturan yang tidak jelas dan terkesan ambigu untuk diikuti. Nah, dari situlah seringkali saat peraturan baru dibuat, Pan Balang Tamak selalu berusaha mengibulinya dengan cara-cara yang nyeleneh. Karena kenyelenehannya itu, para pengurus desa selalu membikin peraturan yang sebisa mungkin untuk merugikannya.

Diceritakan suatu saat, ketua desa akan merencanakan akan mengadakan kegiatan gotong royong. Ketua desa menyatakan kegiatan gotong royong akan dilakukan saat ayam berkokok atau turun dari kandangnya (ayam berkokok biasanya dipakai patokan saat matahari baru terbit). Jika tidak datang saat kegiatan atau terlambat datang, maka orang itu akan dikenakan denda uang. Mendengar arah-arahan seperti itu, Pan Balang Tamak merenung karena dia tidaklah punya ayam jantan yang notabene selalu berkokok dan turun kandang di pagi hari. Bagaimana dia bisa datang ke kegiatan tersebut.

Kemudian tibalah hari dimana warga akan melakukan kegiatan gotong royong. Di pagi itu tidaklah tampak kehadiran si Pan Balang Tamak. Para warga pun mulai membicarakannya dan melapor ke ketua desa. Ketua desa memutuskan akan mendenda si Pan Balang Tamak. Saat matahari sudah mulai terik dan kegiatan sudah mulai berakhir, tiba-tiba muncul si Pan Balang Tamak. Ketua desa langsung menghampirinya dan menyatakan Pan Balang Tamak akan kena denda, karena datang tidak sesuai waktu yang diarahkan. Tapi Pan Balang Tamak menyangkal tuntutan ketua desa. Dia beralasan ayamnya baru saja berkokok dan turun dari kandang. Ketua desa tidak percaya dengan alasannya. Ketua desa berpikir ayam apa hari sudah siang baru barkokok dan turun dari kandang. Karena ketua desa tidak percaya, Pan Balang Tamak mengajak ketua desa ke rumahnya untuk melihat ayamnya. Ternyata Pan Balang Tamak hanya punya ayam betina dan itu pun sedang mengeram. Itulah sebabnya dia terlambat datang karena ayam betina yang sedang mengeram memang turun dari kandang saat mulai siang. Melihat Pan Balang Tamak beralasan seperti itu, ketua desa dan warga lainnya terdiam tidak bisa menuntut Pan Balang Tamak.

Suatu hari di pusat kerajaan, Sang Raja memerintahkan di semua desa agar melaksanakan kegiatan berburu. Setiap hasil buruan akan diserahkan ke kerajaan. Ketua desa segera mengumumkan pada satu hari semua warga desa agar ikut berburu dan diwajibkan membawa anjing untuk membantu menyasar hewan buruan. Bagi siapa yang tidak ikut dan tidak membawa anjing, maka akan dikenakan denda. Begitu arahan ketua desa kepada warganya. Pan Balang Tamak ikut menyaksikan arah-arahan tersebut dan kembali merenungkan dirinya. Dia tidaklah punya anjing pemburu. Di rumahnya dia cuma punya anak anjing kurus. Jangankan mengejar hewan buruan, berjalan pun anjingnya terasa sulit. 

Tibalah hari warga untuk berburu. Semua warga terlihat membawa anjing yang gagah-gagah dan galak. Kecuali si Pan Balang Tamak. Dia hanya membawa anak anjing kurus yang terlihat jarang makan. Warga yang lain pun menatap sinis si Pan Balang Tamak. Bahkan ada yang meledeknya agar anjing si Pan Balang Tamak agar dibawa pulang saja untuk tidur. Tak terkecuali ketua desa, dia juga ikut meledek si Pan Balang Tamak sambil geleng-geleng kepala. Pan Balang Tamak tidak mau kalah, dia membilang kalau anjingnya tidak bisa diremehkan. Para warga pun tertawa mendengar ocehannya. Sesampai di hutan para warga melepas anjing mereka agar segera melacak hewan buruan. Namun si Pan Balang Tamak bersembunyi di balik semak-semak bersama anjingnya. Sampai hari mulai siang namun satu hewan pun tidak didapat oleh para warga. Semua terlihat lesu karena kelelahan dan pulang dengan tangan kosong. Disitulah keluar akal dari si Pan Balang Tamak. Dia melempar anjingnya ke jurang yang penuh duri, seketika anjingnya mengerang kesakitan karena tergores oleh duri-duri. Disaat itu Pan Balang Tamak juga berteriak bahwa dia melihat babi hutan di arah jurang sambil nunjuk-nunjuk. Seketika warga gempar dan menuju kearah jurang. Saat melihat jurang para warga hanya melihat anjing si Pan Balang Tamak tersangkut sembari meringis kesakitan. Dan Pan Balang Tamak berteriak kepada warga agar melihat tekad dari anjingnya tersebut. Walaupun kecil dan kurus, dia membilang anjingnya langsung melompat ke jurang yang penuh duri karena melihat seekor babi hutan. Tapi karena tersangkut duri, babinya keburu lari. Mendengar hal seperti itu, semua warga beserta ketua desa terbengong melihat kelakuan Pan Balang Tamak. Lagi-lagi ketua desa beserta warga tidak bisa berkutik melihat kelakuan si Pan Balang Tamak.

Merasa terus menerus dikibuli oleh Pan Balang Tamak, ketua desa merencanakan sesuatu untuk menjebak Pan Balang Tamak. Ketua desa bersama rekan-rekannya merencanakan untuk membuat suatu kegiatan desa. Mereka merancang agar semua warga desa untuk berkebun dan hasil kebun akan disetor ke desa untuk pemasukan desa. Barang siapa yang tidak mengikuti aturan dan kedapatan mencuri hasil perkebunan untuk setoran ke desa, akan dikenakan denda. Begitu peraturan dari ketua desa karena menimang Pan Balang Tamak bukanlah seorang yang mahir dibidang perkebunan. Mendengar peraturan baru tersebut, Pan Balang Tamak kembali merenung sembari berpikir bagaimana cara mengakali aturan tersebut. 

Disuatu pagi tercetuslah ide dari si Pan Balang Tamak, di lahan kosong di depan rumahnya dia mulai menggemburkan tanah untuk bercocok tanam. Bukan umbi-umbian atau buah-buahan ditanam olehnya. Melain tanaman pulet-pulet (tanaman semak belukar yang buahnya gampang menempel dikain). Suatu pagi lewatlah salah satu anggota pengurus desa di depan rumah Pan Balang Tamak untuk memeriksa kebun si Pan Balang Tamak. Karena kebiasaan orang pada umumnya, pagi itu si pengurus desa tersebut kebelet untuk buang air besar. Melihat ada semak belukar, pengurus desa tersebut melompat kesana untuk membuang hajatnya. Karena cerdiknya si Pan Balang Tamak, tiba-tiba dia berteriak ada maling, bahwa ada yang mencuri hasil perkebunannya. Seketika kagetlah si pengurus desa. Dan satu persatu warga desa datang beserta ketua desa. Ketua desa bertanya dimana malingnya. Pan Balang Tamak menunjuk pengurus desa tersebut bahwa dialah malingnya. Pengurus desa itu pun membela diri bahwa dirinya tidak ada maling sama sekali. Dia hanya buang air besar saja di semak-semak itu. Pan Balang Tamak makin ngotot, dia membilang bahwa semak-semak itulah kebunnya. Dan bukti dari bahwa malingnya adalah si pengurus desa, dipakaian pengurus desa tersebut banyak menempel buah dari tanaman semak-semak/pulet-pulet tersebut. Dia juga membilang bahwa pengurus desa tersebut haruslah didenda sesuai aturan. Mendengar penjelasan si Pan Balang Tamak seperti itu, lagi-lagi Ketua Desa dan warga dibuat geleng-geleng kepala tanpa bisa menyangkal kata-kata dari si Pan Balang Tamak. Dan si pengurus desa tersebut akhirnya dikenakan denda sesuai peraturan yang diarahkan sebelumnya.

Ketua desa dibuat pusing tujuh keliling oleh tingkah polah si Pan Balang Tamak. Peraturan apapun dibuatnya, tidak pernah bisa menjebak tingkah polah si Pan Balang Tamak. Dan ketua desa pun akan mengajak semua warga desa sangkep (rapat desa) tanpa terkecuali si Pan Balang Tamak untuk membahas peraturan-peraturan desa. Mendengar akan ada sangkep, Pan Balang Tamak mulai berpikir lagi bagaimana cara dia untuk menjahili para pengurus desa lagi. Saat dia ke dapur, dilihatlah istrinya sedang membuat jaje iwel (jajanan khas bali dari tepung dan berwarna hitam kecoklatan). Terbesitlah suatu ide dipikiran si Pan Balang Tamak.

Pagi-pagi buta sebelum sangkep dimulai. Pan Balang Tamak menuju ke Balai Desa tempat diadakannya sangkep/rapat. Dia membersihkan sudut-sudut lantai balai desa tersebut. Di sudut-sudut lantai tersebut ditaruh olehnya jajanan iwel yang dibuat oleh istrinya agar dikira kotoran anjing oleh warga. Tidak lupa dia memercikkan sedikit air diatas jajan iwel tersebut agar terlihat lebih mirip seperti kotorannya anjing.

Tibalah waktu untuk para warga sangkep/rapat. Sebelum rapat dimulai warga desa diarahkan untuk bersih-bersih dahulu agar balai desa bersih. Terlihatlah disana ada beberapa jumputan kotoran anjing di sudut-sudut lantai. Pan Balang Tamak pun memulai aksinya. Dia menantang bagi siapa pun yang berani memakan kotoran anjing itu, dia akan membayarnya dengan sejumlah uang yang besar. Ketua desa kembali dibuat kesal oleh kata-kata si Pan Balang Tamak. Ketua desa mengatakan orang mana yang mau memakan kotoran anjing, orang gila pun tidak akan mau. Pan Balang Tamak kembali menantang, jika kalau dirinya lah yang berani memakan kotoran itu, dia juga meminta agar dibayar dengan mahal oleh ketua desa jika berhasil memakan semua kotoran tersebut. Ketua desa mengernyit dan menerima tantangan si Pan Balang Tamak karena menilai hal itu mustahil. Dengan penuh jiwa kemenangan, Pan Balang Tamak pun melahap sampai habis jajan iwel tersebut yang menyerupai kotoran anjing. Ketua desa dan para warga terbengong melihat tingkah laku Pan Balang Tamak yang begitu lahap menelan kotoran anjing. Sembari merogoh uang untuk membayar kekalahan dari tantangan si Pan Balang Tamak, ketua desa juga kembali diperdaya oleh tipu dayanya.

Terus menerus diperdaya oleh Pan Balang Tamak, ketua dan para pengurus desa melakukan pertemuan dengan Sang Raja. Mereka mengadukan apa-apa yang telah dilakukan Pan Balang Tamak di desanya. Sang Raja pun membilang bahwa Pan Balang Tamak sudah tidak layak lagi untuk hidup di wilayah kerajaannya. Sang Raja memanggil dukun kerajaan untuk meminta cetik (racun ilmu hitam) yang paling mematikan untuk diberikan ke Pan Balang Tamak. 

Namun hal tersebut terdengar sampai ke telinga si Pan Balang Tamak. Merasa dirinya sudah tidak mungkin lagi bisa bertahan hidup, dia pun menitipkan pesan ke istrinya. Dia menyuruh seandainya dia nanti mati, mayatnya dia agar ditaruh di balai dangin (balai tempat upacara agama). Mayatnya dia suruh untuk dipakaikan pakaian serba putih dan rambut dibiarkan teruai. Di langit-langit balai, dia suruh istrinya untuk menaruh sarang lebah miliknya. Pan Balang Tamak juga menyuruh istrinya setelah senja saat itu tiba, mayatnya agar ditaruh didalam peti yang ada di balai daje (balai utama). Begitu pesan si Pan Balang Tamak kepada istrinya karena sudah merasa dirinya sudah tidak ada kesempatan lagi untuk hidup menimang murka sudah Sang Raja.

Singkat cerita Pan Balang Tamak akhirnya mati karena telah dicetik atau diracun oleh para pengurus desa atas permintaan sang raja. Istrinya pun melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Pan Balang Tamak sebelumnya.




Ketua desa yang penasaran akan hasil dari racun tersebut mengutus salah satu pengurus desa agar mengintai ke rumah si Pan Balang Tamak. Alangkah kagetnya si pengurus desa tersebut melihat si Pan Balang Tamak duduk bertapa di Balai Dangin sambil melafalkan mantra. Pan Balang Tamak terlihat seperti seorang pendeta suci yang sedang bertapa dengan memakai pakaian serba putih dan rambutnya teruai. Si pengurus desa tersebut tidak sadar bahwa yang dilihatnya adalah mayat si Pan Balang Tamak. Sedangkan mantra yang terdengar adalah bunyi dari kawanan lebah yang telah ditaruh berserta sarangnya di langit-langit balai tersebut. Si pengurus desa segera melapor ke ketua desa bahwa Pan Balang Tamak masih hidup, bahkan menjadi sesosok orang suci. Ketua desa yang begitu saja percaya kepada anak buahnya itu pun segera menemui Sang Raja karena racun yang diberikannya tidak mempan. Sang Raja yang merasa kecewa itu pun langsung mencicipi racun tersebut untuk mengujinya dan seketika Sang Raja langsung meninggal saat itu juga.

Malam mulai tiba saat suasana menjadi mencekam karena kematian Sang Raja. Melihat situasi yang lagi kacau, ada dua orang maling yang memanfaatkan keadaan. Mereka beraksi dimalam itu dan memasuki sebuah rumah untuk dijarah. Kawanan maling itu langsung masuk ke balai daje (balai utama) karena di balai tersebutlah biasanya penghuni rumah menyimpan harta-hartanya. Mereka menemukan sebuah peti. Mereka pun kegirangan karena peti sebesar itu pasti menyimpan banyak harta. Karena maruknya, mereka menggondol peti itu keluar dari pekarangan rumah tersebut. Karena situasi sedang berduka karena kematian Sang Raja, mereka pun membawa peti itu untuk masuk ke areal Pura (tempat suci Agama Hindu). Karena saat ada kematian, biasanya semua warga tidak boleh masuk ke areal pura kecuali Pemangku (orang suci). Kedua maling tersebut berencana membuka peti tersebut dan membagi hartanya. Saat peti dibuka, betapa kagetnya mereka ternyata isi dari peti tersebut adalah mayat dari si Pan Balang Tamak. Mereka pun lari tunggang langgang setelah membanting tutup dari peti tersebut sehingga peti tertutup lagi.

Keesokan harinya di pagi hari,  Pemangku (orang suci) dari pura tersebut seperti biasa melakukan aktifitasnya di pura itu. Betapa kagetnya beliau melihat sebuah peti besar di areal pura tersebut. Segera Pemangku tersebut mencari Ketua Desa melaporkan apa yang ditemukannya. Ketua desa dan warga pun menebak dan yakin bahwa peti itu adalah Paica Bhatara (rejeki dari Dewa). Ketua desa pun menyuruh Pemangku Pura tersebut untuk membuat sebuah ritual keagamaan untuk Paica tersebut. Dengan diakhiri dengan nunas tirta (meminum air suci dari ritual keagamaan) paica tersebut, akhirnya ketua desa memerintahkan agar peti itu segera dibuka. Agar semua warga tahu apa isi dari paica atau peti tersebut. Begitu peti itu dibuka, betapa kagetnya semua orang melihat sesosok mayat yang sudah mulai membusuk dan menyebarkan bau yang begitu menyengat. Semua warga lari kepanikan karena ternyata isi dari peti tersebut adalah mayat si Pan Balang Tamak. Semua warga kebingungan dan merasa marah tak terhingga karena baru saja mereka melakukan ritual dan menyembah sesosok mayat orang yang selama ini mereka benci yaitu si Pan Balang Tamak.

Begitulah cerita si Pan Balang Tamak yang penuh dengan tipu dayanya. Walaupun dia sudah meninggal, dia tetap bisa memperdaya semua orang.

Cerita ini pertama saya dengar dari almarhum bapak saya, dimana dulu sangat senang mendongengi saya sebelum tidur sama seperti almarhum kakek saya. Walapun si Pan Balang Tamak ini penuh dengan tipu daya dan terkesan suka seenaknya, tapi dia mempunyai alasan kenapa dia menjadi seperti itu. Dia seperti itu karena lingkungan yang memaksanya. Menjadi seorang warga yang hidup disebuah desa yang setiap waktu selalu mendengar arahan-arahan dari para pengurus desa yang  selalu ambigu dan terkesan dipaksakan. 

Demikian cerita dari Pan Balang Tamak, semoga terhibur dan bisa menggali makna dari dongeng adat Bali ini yang begitu melegenda.

Terima Kasih.

Sabtu, 22 Januari 2022

Si Ayam dan Si Itik

Diceritakan di sebuah hutan hiduplah seekor ayam dan itik. Mereka bersahabat dari kecil dan sudah seperti saudara. Apapun keperluannya, mereka selalu pergi berdua. 

Suatu  ketika saat menjelang senja, mereka sedang makan dan saling bercekerama. Saat matahari mulai tenggelam, si ayam mau kembali ke rumahnya. Dengan alasan saat senja, maka penglihatan matanya akan sedikit kabur. Namun si itik mencegahnya, dengan membilang nanti dia lah yang akan mengantarnya pulang. Karena si itik masih ingin bercengkerama sambil menghabiskan senja. Si ayam akhirnya membatalkan niatnya untuk pulang lebih awal dan memutuskan menemani sahabatnya itu. Si itik kemudian kepikiran kenapa kalau senja hari penglihatan si ayam menjadi kabur atau rabun. Si ayam menjawab bahwa mungkin itu memang kekurangan yang diberikan oleh sang Pencipta. Namun si ayam mengatakan selain kekurangan itu, disisi lain dia mempunyai kelebihan yaitu dia mempunyai selaput dikaki beserta tanduk dikaki. Dia mengatakan dia bisa berenang di air dengan selaput kakinya itu dan juga bisa melawan musuh dengan tanduk dikakinya. Si ayam juga mengatakan dia diberi satu kekurangan, namun dia juga punya dua kelebihan.

Si itik melihat ke sekeliling kakinya, dia tidaklah punya selaput dan tanduk seperti si ayam. Dia pun menggerutu kenapa sang Pencipta tidak memberikan kelebihan kepadanya. Si ayam pun tertawa, dan membilang walaupun si itik tidak mempunyai selaput dan tanduk dikaki, bukankah dia juga tidak mempunyai kekurangan seperti rabun seperti dirinya. Bahkan si itik mempunyai kelebihan pada paruhnya. Dimana paruhnya bisa membedakan makanan yang ada didalam lumpur. Mereka pun akhirnya tertawa dan si itik berlagak sombong kalau dirinya punya kelebihan tanpa kekurangan.

Hari sudah mulai malam, mereka pun akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Seperti janjinya, si itik akhirnya mengantar si ayam sampai di rumahnya. Mereka pun akhirnya berpisah dan menuju rumah masing-masing. Di malam itu, si itik sampai di rumahnya sembari merenungkan obrolannya dengan si ayam tadi. Dia kembali berpikir, kenapa dia tidak punya selaput dan tanduk seperti di kaki si ayam. Bagaimana seandainya jika ada hewan lain yang memburunya, bagaimana dia bisa melawan hewan tanpa senjata seperti tanduk. Bagaimana kalau terjadi banjir, bagaimana dia bisa lolos dari banjir sedangkan dia tidak punya selaput kaki untuk berenang. Pikiran si itik menjadi kemana-mana malam itu.

Saat pagi tiba, mereka kembali bertemu. Mereka berencana mau ketepian sungai untuk mencari minum sambil membersihkan diri mereka. Sesampai di tepian sungai, tiba-tiba terdengar suara mendengus. Seketika si ayam dan si itik kaget dan melompat ke sungai karena ada seekor musang menerkam ke arah mereka. Si ayam berenang di sungai namun si itik terbawa arus sungai karena tidak bisa berenang. Si ayam pun segera berenang ke arah si itik untuk menyelamatkannya. Akhirnya si itik berhasil diselamatkan oleh si ayam. Mereka pun menepi ke sisi sungai seberang untuk menjauh dari kejaran si musang. Si ayam kemudian berusaha menakut-nakuti si musang dengan memamerkan tanduk dikakinya sembari mengambil ancang-ancang untuk segera melompat. Karena ancaman si ayam itu, akhirnya si musang kabur ke dalam hutan.

Si itik akhirnya merasa lega karena si musang sudah pergi. Sembari mengucapkan terima kasih kepada si ayam. Si ayam pun membalasnya sembari menenangkan sahabatnya itu. Si itik merenung seandainya dia punya selaput dan tanduk dikaki, pasti dia bisa melawan si musang itu. Si ayam melihat si itik termenung dan menerka pikiran sahabatnya itu. Si ayam membilang tidak usah berpikir seandainya dia punya selaput dan tanduk dikaki. Si ayam pun menjamin akan melindungi si itik apapun terjadi. Si itik tersenyum lega, namun si itik mempunyai niatan lagi. Si itik berniat meminjam selaput dan tanduk kaki si ayam. Agar dia bisa merasakan bagaimana rasanya mempunyai kedua benda tersebut. Si ayam merasa ragu akan permintaan si itik. Si itik pun merayu dan berjanji dia hanya meminjam sebentar dan akan langsung mengembalikan setelah dia merasakan bagaimana rasa mempunyai selaput dan tanduk kaki. Si ayam akhirnya mengikuti keinginan sahabatnya itu, tapi hanya meminjamkan selaput kaki saja, karena dia sulit melepaskan tanduk dikakinya itu.

Berhasillah si itik meminjam selaput kaki si ayam. Dengan kegirangan si itik melompat ke sungai dengan riang. Sambil bersorak-sorak dia makin kearah tengah bagian sungai. Si ayam pun memperingatinya agar segera mengembalikan selaput kaki miliknya. Namun si itik bilang lagi sebentar. Hari semakin sore si itik malah berenang makin jauh. Si ayam mengejarnya dari tepi sungai sembari menyuruh si itik mengembalikan selaput kaki miliknya. Namun si itik tetap cuek dan mengacuhkan si ayam. Disanalah si ayam mulai kesal dan geram. Si ayam mengancam jika si itik tidak mengembalikan selaput kakinya, maka si ayam akan mengutuk si itik agar keturunannya nanti akan selalu mengejar keturunan si itik untuk menagih selaput kaki miliknya. 

Nb. Nah, demikianlah dongeng antara si ayam dan si itik. Sampai saat ini pun jika kita melihat ayam bertemu dengan itik, si ayam pasti akan mengejar-ngejar si itik. Begitulah cocokologi yang tepat antara cerita diatas dengan fakta sebenarnya. Cerita ini hanya dongeng belaka, yang saya sempat karang waktu saya masih SD karena melihat setiap ada ayam ketemu dengan itik, si ayam pasti akan mengejar itik tersebut. 

Minggu, 16 Januari 2022

Padanda Baka

Diceritakan ada sebuah kolam di suatu desa. Kolam tersebut sangat luas dan asri. Dihuni beraneka ragam ikan dan sejenisnya. Kolam tersebut dikenal bernama kolam Kumudana.

Suatu ketika ada seekor burung bangau melintas terbang diatas kolam tersebut. Burung bangau itu memakai pakaian atau jubah seperti Pedanda (Pendeta dalam Ajaran Hindu). Sekilas dia melihat ada banyak ikan di kolam tersebut. Melihat ada ikan disana, si Bangau pun turun dan hinggap di sebuah batu. Seketika ikan-ikan kabur menyelam ke kedalaman karena takut dimangsa oleh bangau itu.

Si bangau kemudian berkata bahwa dia tidaklah ingin memangsa ikan-ikan tersebut. Dia bercerita dia bukanlah bangau biasa. Bisa dilihat dari jubah yang dipakainya. Dia mengatakan bahwa dia adalah seorang pendeta. Pendeta tidaklah akan memakan ikan karena itu bertentangan dengan ajarannya. Melihat si bangau berkata seperti itu, para ikan pun muncul ke permukaan kolam karena tertarik mendengar cerita si bangau.

Si bangau melanjutkan ceritanya, dia menjadi pendeta karena dulu dia pernah sakit. Setelah dia mencari penyebab penyakitnya, muncullah wahyu dari Tuhan bahwa sakitnya karena dia selalu memangsa ikan. Kemudian berhentilah dia memangsa ikan dan jadilah dia orang suci atau pendeta. Para ikan dan penghuni kolam lainnya terkesima dengan cerita si bangau. Dan percaya bahwa si bangau itu bukanlah seperti bangau lainnya. Setelah bercerita, pergilah si bangau dari kolam tersebut dan membilang ke para ikan-ikat tersebut dia mau menyebarkan ajaran-ajaran kebaikan.

Keesokan harinya, si bangau kembali datang ke kolam tersebut dan para ikan pun menyambutnya berharap diceritakan ajaran-ajaran kebaikan. Namun wajah si bangau terlihat pucat. Si ikan pun menanyakan ada apa gerangan. Si bangau bercerita bahwa baru saja dia mendengar percakapan dua orang manusia. Katanya lagi seminggu, mereka akan menguras air kolam tersebut dan menangkap semua ikan-ikan yang ada. Para ikan pun kaget mendengar ucapan si bangau dan belum sepenuhnya percaya. Kemudian si bangau meyakinkan para ikan bahwa ajaran dan ucapan pendeta tidaklah boleh berbohong. Karena bertentangan dengan kebaikan. Para ikan pun percaya dan memohon jalan keluar agar mereka tetap hidup. Si bangau pun menenangkan para  ikan dan berjanji akan menolong mereka. Si bangau pun pergi sembari bilang akan datang lagi untuk membawa solusi.

Seiring berjalannya waktu, si bangau datang lagi ke kolam Kumudana. Dia disambut penuh harapan oleh para ikan. Si bangau berkata ada sebuah kolam yang begitu luas dan asri dekat pegunungan. Tidak kalah asri dengan kolam Kumudana. Dia berencana akan membawa ikan tersebut satu-persatu ke kolam tersebut. Para ikan pun merasa lega dan bersyukur. Si bangau berjanji mulai keesokan harinya dia akan memindahkan para ikan satu-persatu.

Tibalah hari dimana si bangau akan memindahkan ikan-ikan tersebut. Para ikan tidak sabar dan berebutan meminta paling pertama. Dan disela-sela itu, ada seekor kepiting juga meminta agar dipindahkan paling pertama. Si bangau meminta agar si kepiting agar diangkut paling terakhir saja. Si bangau beralasan bahwa si manusia pasti akan menangkap para ikan terlebih dahulu dan si kepiting juga masih bisa bersembunyi didalam tanah. Diangkutlah satu persatu ikan tersebut oleh si bangau dengan memakai paruhnya dan terbang menuju kolam yang baru.

Kemudian tibalah giliran si kepiting untuk diangkut. Seperti sebelumnya si bangau memakai paruhnya untuk membawa si kepiting. Namun si kepiting terus terlepas karena tubuhnya yang keras. Si bangau menyarankan agar si kepiting memeluk leher dirinya yang panjang saja agar tidak terjatuh. Si kepiting pun melingkarkan kedua capitnya keleher si Bangau. Kemudian terbanglah mereka menuju kolam yang dituju.

Diperjalanan, dari udara si kepiting iseng menoleh kebawah. Si kepiting kaget melihat banyak tulang ikan berserakan didaratan. Si kepiting mulai curiga akan tingkah laku si bangau. Dia curiga bahwa si bangau tidaklah memindahkan para ikan melainkan memangsanya. Berarti selama ini apa yang diceritakan si bangau tidaklah benar. Dia memakai pakaian pendeta hanyalah untuk menipu para ikan agar percaya bahwa dia adalah orang suci. Karena merasa kesal karena telah ditipu, si kepiting pun tiba-tiba mencapit leher si bangau dan menanyakan kemana ikan-ikan tersebut dibawa. Si bangau mengerang kesakitan sembari membilang bahwa para ikan telah sampai di kolam didekat pegunungan. Namun si kepiting tidak percaya dan mencapit lebih keras sembari bertanya kenapa dibawah banyak sekali tulang-tulang ikan. Si bangau kembali berkelit bahwa itu tulang-tulang ikan lain yang dimangsa oleh bangau lain. Si kepiting  tetap tidak percaya karena tulang-tulang tersebut terlihat masih baru seperti ikan yang baru saja dimakan. Si kepiting mencapit leher si bangau lebih keras dan menyuruhnya mendarat. Si bangau pun menurutinya sembari meringis kesakitan. Si kepiting meminta agar si bangau jujur saja daripada lehernya putus. Si bangau pun mengaku bahwa dia telah memangsa semua ikan dan kolam yang dijanjikannya hanya sebuah kebohongan. Dia pun mengaku dia bukanlah pendeta. Jubah yang dipakainya hanyalah kedok agar dia bisa dipercaya oleh siapapun. Si kepiting kemudian mencapit leher si bangau sampai putus karena merasa kesal. Si bangau pun akhirnya mati ditangan si kepiting.

Di Bali khususnya di Agama Hindu bangau tersebut disebut Padanda Baka. Bisa diartikan pendeta pembohong atau dusta. Ini sering diceritakan turun-temurun oleh para tetua di Bali kecucu-cucunya. Agar kita tidak mudah percaya kepada orang yang terlihat baik atau terlihat suci. Karena kadang-kadang pakaian bisa menipu kita. Dengan kedok yang terlihat suci, bisa saja dipakai untuk menipu dan mempermainkan orang. Begitulah kira-kira pelajaran yang bisa dipetik dari cerita dongeng diatas.

Salam Rahayu.

Nb. Referensi dari cerita kakek saya.